Postingan

HUJAN BERBALUT RINDU

Gambar
                  Oleh: Ona Kobo Di pagi yang kelabu, rintik turun perlahan, Setiap tetesnya membawa rindu yang mendalam, Kepada sosok yang tak pernah terucapkan,  Hanya dalam diam kucintai dalam malam. Di balik jendela, aku menatap basahnya jalan, Mencari wajahmu dalam setiap genangan, Aroma tanah yang tersentuh hujan, Mengingatkanku pada senyummu yang menawan. Oh, betapa indahnya kau dalam benakku, Seperti pelangi yang datang setelah badai berlalu, Namun kau tak pernah tahu, diam ku berbalut rasa, Kagum ku adalah rahasia dalam ruang yang tenang. Guyuran di pagi hari, rasa ini kian nyata, Meski jarak dan waktu tak berpihak pada kita, Wajahmu terukir dalam ingatan yang tak pudar, Menjadi lukisan afeksi yang selalu ku kagumi, meski samar.

HUJAN BERBALUT RINDU

Gambar
                  Oleh: Ona Kobo Di pagi yang kelabu, rintik turun perlahan, Setiap tetesnya membawa rindu yang mendalam, Kepada sosok yang tak pernah terucapkan,  Hanya dalam diam kucintai dalam malam. Di balik jendela, aku menatap basahnya jalan, Mencari wajahmu dalam setiap genangan, Aroma tanah yang tersentuh hujan, Mengingatkanku pada senyummu yang menawan. Oh, betapa indahnya kau dalam benakku, Seperti pelangi yang datang setelah badai berlalu, Namun kau tak pernah tahu, diam ku berbalut rasa, Kagum ku adalah rahasia dalam ruang yang tenang. Guyuran di pagi hari, rasa ini kian nyata, Meski jarak dan waktu tak berpihak pada kita, Wajahmu terukir dalam ingatan yang tak pudar, Menjadi lukisan afeksi yang selalu ku kagumi, meski samar.

PENGHUJUNG PARA PEJUANG

Gambar
            Oleh: Ona Kobo Di penghujung jalan yang penuh liku, Para pejuang tangguh berdiri teguh, Menghadapi tantangan, tak kenal jemu, Demi cita-cita yang kian membiru. Di Tengah Badai dan Gelombang Saat badai datang menggoyang langkah, Dan gelombang menerjang tanpa arah, Janganlah goyah, tetaplah berpegang, Pada iman dan harapan yang takkan hilang. Dalam keraguan yang kadang datang, Ingatlah Tuhan selalu di samping, Berdoa dan berharap dalam setiap langkah, Dia yang setia, penunjuk arah yang bijak. Wahai pejuang, janganlah menyerah, Cinta dan usaha takkan sia-sia, Setia memegang tekad dan impian, Untuk pendidikan, untuk masa depan. Di akhir perjalanan yang penuh perjuangan, Tersenyumlah dengan bangga dan bahagia, Sebab Tuhan telah memimpin dengan tangan, Menuju cita, menuju prestasi yang mulia.

DUA RUPA

        Oleh: Debrito Babu    Mengenalmu terlalu dalam dalam dua dimensi berbeda...Ia memang beda....itu akan membuatmu bingung harus bagaimana lagi. Harus kah menjadi pematung??? Lalu aku terbuai terlalu dalam lupa pahatan elok tak bernilai. Menjadikan aku terlupakan dalam bingkai kata "Seni". Memang terlalu dua rupa sampai membuai dalam rotasi tak terbatas. Aku , Kamu atau Mereka.... Rupa tak lagi sama....hanya terlihat pada sudut jauj memandang. Aku menjadi badut pada senandung luka kamu memberi kado saat untaian senyum menyambutmu pulang sekedar untuk badut berperagai dalam lakon agar kau terbebas.. Dua rupa....ia dua rupa... Semacam pada zodiac Gemini lakon kita melabelnya. Mereka memilih pada Zodiac tapi kembali pada dua rupa, kita jadi gemini pada lakon hidup. Terlalu lelap  Sampai mimpi berepisode tak usia pada ujung akhir yg belum usai Masih ada sudut pandang yg tertutup untk melihat? masih ada satu tatapan tegak luris dan teduh yg hilang, Kit...