Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

NOMOR 90 DARI 365

Gambar
       Oleh: Ona Kobo Dedaunan berterbangan karena kencangnya angin musim Merenggut paksa tiada daya Saat rimbun telah perlahan gersang Hijaupun perlahan mengering Waktu kian menyelam Menyelami utaran waktu yang memaksa pergi Perlahan lautan dalam tengah di selami Apakah masih bisa tuk menyelam? Ataukah mulai lelah? Kaki tertatih mengikut guliran waktu 90 hari telah terlewati bersama suka dan duka 275 hari akan menemani dengan sabar Menjadi saksi bisu di antara kenangan Meski hanya sebatas saksi yang menyaksikan bukan bersaksi Terima kasih januari,februari dan maret Sesalan kisahmu tiada arti Tak seberkaspun menghiraukannya Air mata telah mengalir dan pergi Sebatas memori pada ilusi Selamat datang april Berharaplah Semoga arakan awan embali menerbangkan serbuk sari dan putik yang terbuang Hingga menyatu dalam satu pekarang Pada peghujung waktu di hari ke 365.

MUSIMKU DIRIKU

Gambar
        Oleh : Ona Kobo Bergelut pada sanubari Jiwa yang fana masih bertahan hingga kini Bercanda menyelami rajam-rajam luka Tetap disini, walau tak di anggap Semangat membara Api ambisi menggelora dalam angan Musim ini, aku sibuk menyemangati diriku Tak ada orang lain selain aku Berbalik kisah kasih di musim kemarin Seribu cara telah ku jamah jiwa yang rapuh Salah satunya ada topeng-topeng musim Lalu, ku temui sang penghianatnya Tetap, kutuliskan pada sebait puisi Tanpa rasa canggung ku tetap menulisnya Walau mereka mencoba menghalangiku Tak kuhiraukan, karena musimku adalah diriku Biarkan musim mereka berlayar Menggantikan topeng pada musimnya Lagi, lagi dan lagi aku tak peduli Karena musimku ada diriku bukan orang lain.

HALUSINASI SEPENGGAL MIMPI

Gambar
      Oleh : Ona Kobo Ku arungi lautan harapan Mendekap rindu dalam bahtera lamunan Bisikan angin mengusik lamunanku Demi sebuah halusinasi ku tak hiraukan Panas terik membakar jiwaku Semangat membara kudaki gunung impian Menapaki takdir bersama sejuta kenangan Hanya karena imajinasi ku terus berlangkah Sementara ku menyebrangi sungai harapan Perlahan melangkah membawa keinginan Lumut dan kerikil batu serta arus menerjang Hanya terus maju dan berjuang Harapan tengah menungguku disana Simpanlah harapan yang mengharapkan kepadaku yang sedang berusaha Mewujudkan semua impian Mimpi yang tengah menanti kedatanganku Jemputlah aku dengan sejuta doa kesabaran Janganlah merindu diriku Waktukan mengajakku tuk menghampirimu.

MENYEBRANGI GENANGAN

Gambar
     Oleh : Ona Kobo Hujan kini menunjukkan jati dirinya Perlahan pada penghujung cuaca Dalam genangan di halaman bangunan tua Terbias setitik rindu Sejenak angan kembali berilusi Tentang rindu yang merindu Wahai jiwa yang rapuh Dimanakah sosok yang dirindukan? Kalbu terobrak-abrikkan oleh sebuah imajinasi Seolah tak dipenjarakan tubuh Ingin berkelana ke sebrang Namun,masih di selimuti oleh kerinduan Sehebat apapun tuk memberontak Disini,bukan sebatas kata namun rasa Angan seolah mempengaruhi sukma Keduanya bersatu dalam segengam rasa Yah,rasa rindu Pada sosok misterius Apakah ini sebuah misteri Untuk ambisi yang tak berpijak?

PENGAGUM RAHASIA

Gambar
     Oleh : Ona Kobo Malam telah membentangkan sayap kelamnya Semilir angin,mencekam tubuh Hari ini begitu cepat hingga malampun menghampiri Padahal,aku masih mengagumi senja Ku berdiam bersama alam hayalan Bersandar pada tiang lamunan Menikmati keterasingan ini Harap,sukma bukan sebatas hanyala belaka Sekejab,kupejamkan binaran bola mata Terbayang wajah yang sempat kudambakan Walau sekedar pengagum rahasia hati Kini,ambisi hanyalas ambisi Dalam relung hatiku,rindu kian merindu Senandung sendu kulantunkan dalam hayalan Sebait puisi kubacakan dalam angan Untuk sang pengagum rahasia asmara Dalam rintih kerinduan,terbaring sebuah kesunyian Berselimutkan keresahan Hatiku meronta,seakan hanyalah sebatas angan Jiwa seolah hampa,tanpa siluetan senyum sang pengagum.

TRANSISI MASA

Gambar
       Oleh : Ona Kobo. Siang berganti malam UntukMu Sang Maha Kuasa Bahari dan mesranya siang Hingga akupun terbuai bersamanya Aku bimbang,bagaimana? Bisa membuntang darinya? Malam begitu pekat dan dingin Bersama alunan syair indah Hingga aku tenggelam didalamnya Dalam bahar yang dangkal Mungkin juga tersesat di antara gelapnya Bertanding tuk bertepi Transisi masa Detik,menit,jam,hari,minggu,bulan hingga tahun Membawaku sampai kini Aku mengagumi pergantian Masa di berikan oleh Maha Pengasih Begitu mempesona dan luar biasa. Kefamenanu,18 Maret 2022

BERPIJAKKAN LAMUNAN SEPI

Gambar
        Oleh : Ona Kobo Berkecamuknya mengenyam dalam naluri Tidak disamarkan oleh sunyi waktu Kejerian yang merajalela Kesayuan menembusi sukmaku Sementara hanya berpartnerkan sebatang pena dan selembar kertas putih Coretannya makin tak jelas Resah makin menggelora dalam sukma Berpusar pada angan yang bersemadi Membungkam dalam kesepian Tiada sepatah katapun terlontar Kesedihan yang merajam Terpatri satu dalam sebuah kepiluan Telah tergoreskan pada lembaran baru Kini terhanyut dalam lamunan Detik waktu terus berdetak Di luar naluri hari akan di mulai Keruyuk ayam di dahan Kicauan burung camar di jendela Seketika membuntang dari lamunan Walau keresahan membekas dalam nalar dan naluri.

KOTAK PERSEGI

Gambar
       Oleh : Ona Kobo Mulai kembali Waktu masih jadi teman sejati Paradoks kehilangan yang tak berarti Aku ingin mengengam tanganmu,sunyi Apakah ada itu benar-benar ada? Pertanyaan hanya memusingkan nalarku Telah kuikat sepenggal kata Aku membiarkannya tiada tanpa mengapa Sebuah kotak persegi, Mengurungku dalam sarang burung Menemani diri yang tak tahu rasa murung  Merenung,lalu tiada dalam rahim Ketiadaannya nyata Rasa itu menyayat memori Waktu bertanya,namun aku hanya diam membisu Aku hanyalah titik yang rapuh Menghentikan lontaran kata di bibir Malam aku resah,kisahku tidak akan mengenal pagi.

TENGAH MALAM

Gambar
        Oleh : Ona Kobo Detik berdetak bersama jejak masa lalu Aku menutup mataku Menguncu masa lalu dalam memori Keluar tuk berhenti Bayanganku menyatu dengan cahaya Padam semua tipu daya ini Imajiku menyayat kebosanan Imajiku tertatih untuk hidup Imajiku adalah kulit yang dikuliti para buaya Padam, Aku telah mati malam ini Untuk bangkit kembali tengah malam nanti Mengalirkan kembali darah di urat nadi Menuliskan arti dari makna diri Padam, Hingga subuh menulis kelam Tentang imajinasiku Akan hidup berikutnya.

HANYA ENGKAU

Gambar
      Oleh : Ona Kobo Ditempat ini ku bersujud pada-Nya Sebatang lilin kian meleleh Meninggalkan serpihan-serpihan Pada tempat yang menadah puing-puing lelehan Lilinpun seolah tak.merelakan Sujudan ini terurai linagan air mata Nyala merahnya kian membara Menguatkan hati yang rapuh Seketika semua seakan baik-baik saja Jamahan ini menyentuh hati-Nya Hingga Iapun rela menghibur Orang yang berdosa ini Bunda  Siluet senyum parasmu Menemani keresahan yang membingungkan Aku bimbang dengan diriku Namun kasih dan naunganMu Mengubah hati yang resah Yah aku sempat resah Tapi kini telah sirna dariku olehMu

PENDIDIKAN : AKU DAN MIMPI

Gambar
         Oleh : Debrito (Sebuah refleksi singkat sudut pandang St.Yohanes Debritto) Jemari ini menyatu di katup dalam Permenungan ini adalah infus Allah yang rahasia, damai, dan penuh kasih, yang jika di akui, akan membakar jiwa dengan Roh cinta.  Darimu kutahu segalanya menjadi besar dan aku semakin kecil. Ubah untuk diubah,makna yang digubah dalam kedalaman.Melihat mimpi pada muda yang bersinar,ada hasrat purba yang dituahkan pada mereka. Air hujan deras pada atap rumah menghantar permenungan ini semakin dalam,hingga dalam pada pijakan St.Yohanes Debritto "You are not just changing,you are becoming"Aku, kamu,kita dan Mereka berubah dan kita menjadi sesuatu. Sy.Yohanes Debritto dalam mendidik pun mendahulukan prinsip kenyamanan / kesembuhan bathin(pikiran dan hati) Disudut kedalaman kulihat ada klise jenaka mengapa deras tekananku ,menerpa tanpa melihat pekarangan yang tandus merindu pada air?melihat yang haus berbicara,berekspresi mati kehilan...

TANDA TANYAKU?

Gambar
       Oleh : Ona Kobo Hembusan sang bayu pada malam ini Terlintas 10000 tanya? Mengapa yah? Aku resah dengan nalar dan naluriku Pertanyaan terlus bergelut Mengapa aku berada disini? Tapi tiada seorangpun disampingku Bayang-bayangpun tak disini Hanya angin sepoi-sepoi Menembusi sumsum tulang Ketika kutatap bentangan langit Mengapa bulan tak disana? Engkau sedang berkelana kemana? Apakah? Engkau terselubung? Nalarku penuh tanya Naluriku penuh rindu Yah,merindukan yang setia menemani Namun kini tak tahu kemana Tolonglah kembali Rembulan apa kau rela? Meninggalkan bintang sendirian menemaniku? Yah,mungkin hanya sementara waktu Tapi keberadaanmu  Menjadi tanyaku.

CURHATAN MALAM

Gambar
          Oleh : Ona Kobo Dirinya bintang tanpa rembulan Malam ini seolah seorang diri Diantara bentangan langit hitam Namun dirinya bintang tak gundah Dia tak menginterogasikan keberadaanmu Pekatnya malam kian kelam Tersimbur bayang bintang Diantara sorotan mata padanya Penuh tanya Wahai bintang,dimana rembulan? Naluri penuh tanya Agen rahasia kalbu Dalam ranah yang kian menepi Apakah terselubung? Yah,mungkin saja Terselimut gegana kelam Namun sang bayu akan membawanya kembali Pada diri sang penikmat rindu.