PERIHAL JEJAK JIWA
Oleh : Ona Kobo
Jejak jiwa yang utuh saat terlahir pada dunia bertopeng
Utaran bumi yang kian bertepi
Terang berganti malam
Panas terik mengundang hujan
Berdampingkan angin taufan yang berhembus
Letusan gunung di mana-mana
Hembusan debu kian berterbangan
Menutupi samudera raya
jejak jiwapun tertutup debu jalanan
Binaran bola matapun turut tertutup
Hayat telah menjamah pertengahan tempo
Jejak jiwa nan utuh kian terbagi menjadi serpihan
Serpihan suka terkucilkan dari serpihan duka
Nalar dan naluri begitu mengiris
Jejak jiwa menyayat hingga menjelma sebuah kematangan
Jejak literal berwujud jejak berkelok
Dalam memori jejak jiwa bertabur sejuta doa dan harap
Walau dalam tiap dekap terungkap hasrat murni
Meski terkadang jejak menembusi jiwa
Tuhan, hanya padaMu jejak jiwa terbentang.
Komentar