OKTOBER TIDAK KEMBALI
Lukisan tinta pada kertas putih di bulan Oktober
Menjadi belahan nalar yang merana
Di kesunyian panas yang membara
Membakar jiwa hingga afeksi pun tak terbentuk
Abjad-abjad mati membentuk kalimat
Menghiasi Oktober yang sedang berkisah
Menganyam kata menjadi syair indah
Mewarnai naluri dari kehampaan
Bulan ini menyaksikan daun berguguran
Keheningan memandang pepohonan merana
Goresan puisi pada kertas kusam mengisi ruang rindu
Hingga menemukan makna di balik kata
Namun pada penghujung, pekatnya Gegana menyelimuti
Hingga buliran rinai menguyur tanpa sisa
Genangan membendung hingga terbiasa kenangan
Kembalilah Oktober pada peraduanmu
Naluri terusik, seakan merindu
Tetapi kita tak'kan pernah bersua
Mungkin dalam balutan kasih yang sama
Namun dalam rajutan waktu yang berbeda
Komentar