Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

SAMBARAN PETIR GULANA

Gambar
      Oleh : Ona Kobo Sejenak matahari memperaksarai tempo Beralunkan melodi membahana Menggugah sukam pada tempo tengah hari Hingga mengusik lamunan sepi Makin memuncak pada kesunyian  Kembali membongkar memori kelam Menilik syair-syair indah  Bergeloran dalam sanubari Spontas menitikan embun  Walau berada di titik tempo tengah hari Sambaran petir gulana memghempas kalbu Sampai ku tak berkutik Berbaring kepasraan pada sang gulana Mengobrak-abrikan memori Terbuai oleh sambran petir nan unik Menatap langit-langit bangunan Penuh makna terdangkal Tak mampu mengelak pada sambaran gulana Guncangannya menggetarkan sukma.

PENOPANG HIDUP

Gambar
                Oleh : Ona Kobo Waktu kian berlarut dalam hening Saat ku menempati tempat dipelataran Kapel Aku termenung dibawah bangunan tua Dibalik tatapan sinar rembulan Terlontar sebuah kata Terima kasih Ya,terima kasih Tuhan Jalanku terkadang buntut Namun pancaran sinar kasih Mu Menopang hidupku Ketika dalam kelam sekalipun Aku terbuai dan tak mau bangkit Tapi Engkau datang padaku Menepuk pundak yang kian melemah Terima kasih Dipelataran bangunan ini Aku terlena dengan kataMu Namun aku juga takut pada diriMu Entah mengapa Akupun selalu merindukanMu Sang Kuasa Aku mengasihiMu Segenap jiwa serta ragaKu Aku hanya ciptaan fana yang sekedar berziarah Engkaulah keabadian sepanjang abad.

SEMPANG HITAM MERAH

Gambar
       Oleh : Ona Kobo Kesempatan terlukis pada denyut hitam Fragmen lantas terkonversikan Kalang kabut berkecimpung dalam denyut  Daya pikir tak berhaluan Kemanakah filantropi yang ku gagar? Merahnya dakar yang tak lelah Menelusuri lorong-lorong fragmen Berusaha mengintip langit-langitnya Namun yang ku temui hanyalah fatamorgana Sekejab menghantui kalbu Hasrat masih terus bernuansa pekat Tapi kini pekatnya mulai memudar Membuntang fatamorgana Walau fatamorgananya makin menikis Dakar makin memerah terus ku susuri Berusaha menghampirnya Tetapi seakan beranjak lalu bersembunyi Yah,membungkuk berselipkan rasa Sampai kapankah fatamorgana tergenggam? Niscaya merahnya dakar kan menempati denyut hitam.

SIMPUL MATI

Gambar
          Oleh : Ona Kobo Di persimpangan jalan dengan kebimbangan Mata terus menoleh ke kiri,kanan,depan dan belakang Tiada mereka pada persimpangan Haruskah ku tanya pada siapa? Kembali berpasrah di tiang lampu kota Seribu tanya menari dalam angan Masih  terus merenung dengan ragu Ku coba bangkit dan melangkah Melirik ke arah depan tanpa tujuan Sesaat Dia menghampiriku dan menepuk pundakku Menemaniku tanpa kata terlontar Hanya senyum pada merahnya bibir Letih terasa saat melangkah Bersama tuntunan-Nya,kembali berarah Langkah ini telah ku ikat dengan simpul mati Tebing waktu makin menikis Berusaha melepaskan ikatan  Namun simpul ini mengabadikan langkah Walau nanti akan kembali pada-Nya Tapi coba beranikan diri dengan ikatan simpul mati.

ANTARA IDOLA DAN ASMARA

Gambar
         Oleh : Ona Kobo Kalbu terus saja berkeping keping Debaran sukma saat perjumpaan memperaksarai Kejenakaan mewarnai tiap pertemuan Seolah apa ada walau ada apa Detik bernganti jam hingga bulan Perlahan semua kejenakaan seakan pudar Terbawa senja yang akan kembali pada peraduan Meski di saat senja telah berpose tuk sebuah memori Semua semata seakan sirna Bayang-bayang adalah candu bagiku Imaji makin meresahkan ilusiku Apa ini idola atau asmara? Tempo kemarin mengajakku mengoreskan kisah Hingga kalbu telah terbuai kenyamanan Hari-hari ada candu akan bayangmu Paras mempesona meringkukanku Kebimbanngan melampaui angan serta sukam , apakah ini ? Ku coba bertanya pada dirinya malam Namun dia seakan diam membisu Hingga membuatku makin tercegang Ku coba merayu dirinya bayang-bayang Bersama sejuta tanya yang terlontar Tapi dirinya bayang hanya megawali ilusi Hingga ku berlari dari imaji yang tak kunjung Hahahahaha Ku akhiri goresan kisah ini dengan taw...

PERIHAL JEJAK JIWA

Gambar
     Oleh : Ona Kobo Jejak jiwa yang utuh saat terlahir pada dunia bertopeng Utaran bumi yang kian bertepi Terang berganti malam Panas terik mengundang hujan Berdampingkan angin taufan yang berhembus Letusan gunung di mana-mana Hembusan debu kian berterbangan Menutupi samudera raya jejak jiwapun tertutup debu jalanan Binaran bola matapun turut tertutup Hayat telah menjamah pertengahan tempo Jejak jiwa nan utuh kian terbagi menjadi serpihan Serpihan suka terkucilkan dari serpihan duka Nalar dan naluri begitu mengiris Jejak jiwa menyayat hingga menjelma sebuah kematangan Jejak literal berwujud jejak berkelok Dalam memori jejak jiwa bertabur sejuta doa dan harap Walau dalam tiap dekap terungkap hasrat murni Meski terkadang jejak menembusi jiwa Tuhan, hanya padaMu jejak jiwa terbentang.

LANGIT DAN BUMI

Gambar
      Oleh : Ona Kobo Lakon ripuh kembali di kenang 2000 tahun kemarin sejarah nyata  KisahMu begitu menyayat dan mengiris Duri melingkar di kepala Salib hina di panggul hingga Golgota Terhempas di bumi yang fana Di anggap cacing jalanan yang berkeriap Paras wajahMu diludahi serta di tampar TubuhMu di cambuk hingga bercucur darah Namun ketaatanMu membawa hingga Golgota Cibiran dari pada pendosa Ceercaan menerpan batin Yesus Tuhanku safariMu mengetirkan Engkau tertatih, sayatan memenuhi tubuh Algojo begis tak simpatik denganMu Di atas bukit Golgota Kaki tanganMu terpaku pada salib LambungMu tercacak tombak lalim IESUS NAZARENUS, REX IUDAEORUM Terpampang pada salib Antara kolonng  langit dan bumi Engkau terpancang  megah Membentang dalam jeritan Engkau seorang diri, tak ada mereka di sisiMu Hingga hembusan nafas terakhir.

BAYANG-BAYANG NOSTALGIA

Gambar
       Oleh : Ona Kobo Di samping bara api yang hangat Di bawah tatapan 1/4 bulan di langit Di dada cakrawal bertaburang bintang gemintang Aku disini tanpa arti Nyala api kian membara Sekejab terlontat satu kata Coba ku kobaran sesuatu? Bantahan teman penuh canda Haruskan kita bernostalgia? Telah kubembam memori Namun pada bara api Membawaku kembali tuk bernostalgia Akan melodi yang tak bersyair Aku tercengan penuh hikmah Ku berusaha menatap dada cakrawal nan indah Tetapi pekatnya malam membawaku kembali disini Ketika menoleh ke kiri dan kanan Tiada mereka ataupun dia  Tak ku hiraukan walau menyayat pada sukma Di hamparan bumi Pertiwi Ilusi terus bernostalgia Ku coba berlari dari kegundahan impresi Namun tak bisa terselap dari nalar Kisah dari kasih menyayat menjadi bayang pada kepekatan ini.

VIBRASI KALBU

Gambar
       Oleh : Ona Kobo  Vibbrasi kalbu kala sepi mencekam Bentrokan hebat antara kesunyian dan dentuman Tak terelakkan,menampung  dalam sanubari Kegaduhan mengadu dalam angan Haruskah begini? Tebing waktu kian menikis Tengah melewati aspirasi hayat  Keresahan mengusikku di kala sepi Apakah terhenti ataukah terus? Bayangan menjahili harapanku Vibrasi kalbu kian bergejolak Seribu tanya menari dalam nalar Bagaimana? Sekejab dentuman hebat terhenti Kembali pada harapan yang harus di sebrangi Samudera membentang luas  Kan mendayung mengangrungi arusnya Ombak dan angin taufan menerpa Semakin kuat tuk mendayung Melewati hemparan samudera Menganyam asa sejak 2003-2022 Kesenjangan yang tak mesra Perlahan kan menghampiri Masanya akan ku jamah Walau vibrasi kalbu kian sanggar.

SOLIDARITAS LASKAR PERJAKA

Gambar
       Oleh : Ona Kobo Waktu kian bertepi hampir menghampiri penghujung Tanpa beban mengayunkan  langkah, menimbang resistensi Tiada setitik bahari yang tertata pada sanubari Tongkat utama  kita ialah solidaritas nyata Yah, nyata dalam merajutkan kisah dalam kasih Do,Re,Mi,Fa,So,La,Si terlantunkan kala senja Syair dan melodi nan membahana Sopran,alto,tenor serta bass melantangkan suara nan merdu Melukiskan realitasnya warna  Tanpa menyembunyikan apapun dan mengapa Tak semua tertulis dalam pusat ilusi Bukan berdusta,namun telah mengutarkannya pada sukma Laskar perjaka bukan satu kalangan Namun kita satu dalam merajutkan kisah Wajah berseri bersama binaran bola mata Kedipan mata menatap senja yang akan sirna Canda tawa tergores di antara lorong waktu Sang perjaka bebas melukiskan fatamorgana Berpadu dalam perbedaan,melawat loyalitas Tuk mengisi ruang-ruang kosong dalam sukma Mendalami kenistaan tiap insan Goresan kisah Laskar perjaka t'lah te...

KASIH ABADI DARI KISAH

Gambar
       Oleh : Ona Kobo Ketika  terlahir di dunia bertopeng ini Dalam riak tangis yang tak rendah Dekapan sang bidadari wakil surga Mendamaikan tiap rintihan Sang pangeran, tampak bahagia Memandang sang buah hati Kecil dan mungil di gendongnya Nyayian merdu di lantunkan tuk sang buah hati Ayah dan Ibu, dengan lapang menerima titipan Tuhan Tiada secuil letih dan lelah tergantung pada perasaan Bersatu dalam membangun istana keluarga Tuk menciptakan keharmonisan yang hakiki Haripun kian berlalu Usia tua telah menyapa mereka UntuMu Yang Maha Kuasa Bentengilah sang pangeran dan bidadari  Hati yang besar seluas samudera Berilah mereka jiwa serta raga yang kokoh Di usia yang telah tertelan waktu Dalam tiap sujudan sang buah hati Terima kasih, kisah dari sang kasih yang abadi Wahai Sang Pemberi hidup Terangilah ayah dan ibu dari kegelapan dunia Agar kelak mereka  di taman surga.

SEBATAS ANGIN LALU

Gambar
          Oleh : Ona Kobo Utaran waktu silih berganti Siang menghampiri, malampun menjemput Dalam ruang kehampaan Mereka merenungkan masa depan Dalam lamunan yang tak berujung Kapankah kisah akan terajutkan? Merajut kisah dalam kasih keluarga Mereka hanya seatap yang tak bertemu Apakah pantas? Di sebut satu keluarga? Jangankan satu meja makan Candapun tak pernah di lukiskan Mereka terbangun tuk memandang kesunyian hidup Kehampaan dalam setiap lorong waktu Bahkan tersesat dalam kabut harapan Membebani jiwa dan raga yang sepi Mereka ingin di sebut layaknya keluarga Kepada siapa harus mengadu? Suka dan duka terpendam dalam sukma Kesunyian makin mengusik nalar Dalam reruntuhan waktu Tiap tetesan air mata dan curhatan Tak seorangpun yang mendengarkan Rumah di anggap pelabuhan  Karena satu pencapaian setia menanti di luar rumah Sudahlah tidak mengapa Kehampaan tak'kan terisi oleh apapun Terlintas dalam benak, tuk mengahirinya Namun, hanya sebatas angi...